Minggu, 09 Juni 2013

CTL dan TAG

Membangun Hubungan untuk Menemukan Makna

Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pengajaran dan pembelajaran kontekstual. Ketika murid dapat mengaitkan isi dari mata pelajaran akademik seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, atau sejarah dengan pengalaman mereka sendiri, mereka menemukan makna, dan makna memeberi mereka alasan untuk belajar. Mengaitkan isi dari pembelajaran dengan kehidupan seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL.
CTL dan TAG merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk semua orang. CTL didesain untuk membantu semua anak belajar materi akademik yang sangat berat. Penggunaan strategi TAG mirip dengan penggunaan komponen CTL. Bahkan, strategi yang digunakan dalam TAG adalah terjemahan yang sempurna dari komponen CTL.
Komponen CTL :
·         Menjadi siswa yang dapat mengatur diri sendiri dan aktif sehingga dapat mengembangkan minat individu, mampu bekerja sendiri atau dalam kelompok belajar lewat praktik
·         Membangun keterkaitan antara sekolah dan konteks kehidupan nyata seperti bisnis dan lembaga masyarakat
·         Melakukan pekerjaan yang berarti, pekerjan yang memiliki tujuan, berguna untuk orang lain, yang melibatkan proses menentukan pilihan, dan menghasilkan produk, nyata atau tidak nyata
·         Berkerja sama membantu siswa bekerja dengan efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bahwa apa yang mereka lakukan memengaruhi orang lain, dan membantu mereka berkomunikasi dengan orang lain
·         Memotivasi mereka untuk bekerja keras, tahan banting, penuh kosentrasi, dan mampu mendorong diri mereka sendiri



Komponen TAG :
·        Menjadi pelajar yang dapat mengatur diri sendiri yang bekerja mencapai tujuan yang menarik minat mereka, dan memperoleh keterampilan akademik melalui kegiatan langsung
  • Mengajak belajar di luar ruangan kelas. Memanfaatkan sumber daya masyarakat untuk mempelajari materi akademik. Sebagai contoh, KKN, aktivitas budaya, ekspedisi petualangan
  • Mempelajari persoalan-persoalan kontraversial, meyelidiki masalah-masalah yang berarti, meyelesaikan proyek kemasyarakatan
·        Berfikir kreatif menciptakan perbaikan pada produk yang sudah ada, mengembangkan produk baru, melontarkan pertanyaan bagus, mangambil risiko, bersikap fleksibel, dan berpikiran terbuka
·        Berpikir kritis mengidentifikasi asumsi-asumsi, myelesaikan masalah, berpikir secara sisitematis
·        Memotivasi mereka untuk bekerja keras, tahan banting, penuh kosentrasi, dan mampu mendorong diri mereka sendiri

Cara mengaitkan pengajaran dengan pembelajaran, disertai dengan contohnya. Ada enam metode disini untuk menyatukan isi akademik dan konteks pengalaman pribadi siswa:
1.      Ruang kelas tradisional yang mengaitkan materi dengan konteks siswa
Dalam hal ini pengajar atau guru adalah sebagai pemimpin di kelas. Dalam proses pembelajaran seharusnya pengajar mampu mengaitkan antara mata pelajaran yang dipelajari dengan kehidupan siswa. Maka dari itu disini pengajar harus memberikan dan menyampaikan pelajaran secara imajinatif dan realis. Imajinatif disini bermaksud mengaitkan pelajaran dengan kehidupan nyata dan disampaikan dengan secara logika dan realis atau nyata kepada siswa sehingga siswa mampu menerima materi yang disampaikan. Di sini guru harus mampu mengajar dengan luwes dan tidak kaku ataupun canggung.
2.      Memasukkan materi dari bidang lain dalam proses pembelajaran
Seorang guru mata pelajaran kesenian menambahkan materi dari bidang lain seperti menyanyi dan bermain musik atau bisa juga mengadakan ketrampilan membuat kerajinan tangan
3.      Mata pelajaran yang terpisah tetapi mencakup topik yang sama dan saling berhubungan
Pengajar mata pelajaran sejarah tanpa bantuan dari ilmu lain tidak akan lah bisa untuk menyimpulkan dan menganalisis sejarah tersebut. Maka dari itu seorang guru menajar dengan bantuan ilmu arkeologi untuk dapat menganalisis barang-barang peninggalan sejarah yang sudah tertanam di dalam tanah beribu-ribu tahun yang sudah menjadi sejarah
4.      Mata pelaran gabungan yang menyatukan dua atau lebih didsiplin
Dalam metode ini cocok untuk mata pelajaran terpadu yaitu menyatukan mata pelajaran yang berbeda ke dalam satu-kesatuan makna dan mengaitkannya dengan kehidupan siswa. Di dalam sekolah terpadu ini pengajar menggabungkan antara ilmu pengetahuan, bahasa sastra dan ilmu sosial untuk mempelajari yunani kuno yang kemudian pengajar memberika tugas akhir untuk membuat drama.
5.      Menggabungkan antara sekolah dengan pekerjaan
·         Pembelajaran berbasis pekerjaan
·         Jalur karier
·         Pengalaman kerja berbasis sekolah
Dalam metode ini sekolah tidak hanya memberikan mata pelajaran yang hanya memeberikan teori saja serta memberikan ilmu pengetahuan tetapi jua memberikan prakteknya yang berhubungan dalam dunia kerja, seperti mata pelajaran kewirausahaan. Disitu siswa dilatih unuk memanage usaha yang akan didirikannya



6.      Model kuliah kerja nyata atau penerapan terhadap hal-hal yang dipelajari di sekolah ke masyarakat
Setelah siswa mempelajari semua pelajaran secara teori, kemudian pengajar memberikan tugas untuk mengimplementasikan secara langsung yaitu dengan cara kuliah kerja nyata. Dimana setelah belajar siswa diharapkan dapat mempraktekkan kedalam dunia nyata secara langsung apa yang sudah dipelajarinya

            Dalam proses pembelajaran dengan metode CTL ini sangat baik untuk mencetak siswa untuk lebih mandiri dan dapat bersaing di era globalisasi, karena disini tidak hanya diajarkan secara teori saja melainkan pengajaran secara imajinatif dan realis yang dihubungkan secara langsung terhadap kehidupan siswa utuk menemukan makna. Sehingga siswa akan mudah menangkap materi yang diberikan seorag pengajar tersebut yang kemudian akan dipraktekkan kedalam kehidupan nyata secara langsung yang mana nantinya metode ini akan membuat seorang siswa akan lebih mandiri dan mampu bersaing di era globalisasi.

Tanam Paksa/CULTURSTELSEL

SISTEM TANAM PAKSA (CULTURSTELSEL)

Pelaksanaan sistem tanam paksa (culturstelsel) sebenarnya merupakan usaha Pemerintah Hindia Belanda dalam memperbaiki keungan di Hindia Belanda. Usaha tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak masa pemerintahan Van der Capellen (1819-1825). Usaha-usaha Belanda tersebut semakin mendapat hambatan karena persaingan dagang dengan pihak Inggris. Apalagi setelah berdirinya Singapura pada tahun 1819, menyebabkan peranan Batavia dalam perdagangan semakin kecil di kawasan Asia Tenggara. Untuk kawasan Indonesia sendiri diperparah dengan jatuhnya harga kopi dalam perdagangan Eropa. Karena kopi merupakan produk ekspor andalan pendapatan utama bagi Belanda. Selain itu, di negeri Belanda sendiri pecah Perang Belgia pada tahun 1830. Perang ini berakhir dengan kemerdekaan Belgia (memisahkan diri dari Belanda) dan menyebabkan keruntuhan keuangan Belanda. Di Indonesia, Belanda juga mendapatkan serangan, yaitu Perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perang termahal bagi pihak Belanda dalam menghadapi perlawanan dari pihak pribumi.
Ciri utama dari pelaksanaan sistem tanam paksa adalah keharusan bagi rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk pajak in natura, yaitu dalam bentuk hasil-hasil pertanian mereka.Pada hakikatnya sistem taman paksa ini adalah penerapan kembali sistem penanaman wajib yang berlaku di Parahyangan selama 1810-1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa, terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) tahun 1834 No. 22, lebih kurang 4 tahun setelah pelaksanaan sistem tanam paksa. Ketentuan pokok sistem tanam paksa, antara lain:
1.      Orang-orang Indonesia akan menyediakan sebagiandari tanah sawahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasar Eropa seperti kopi, teh, tebu, dan nila. Tanah yang diserahkan itu tidak lebih dari seperlia dari seluruh sawah desa
2.      Bagian tanah yang disediakan sebanyak seperlima luas sawah itu bebas dari pajak
3.      Pekerjaan untuk memelihara tanaman tersebut tidak boleh melebihi lamanya pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara sawahnya sendiri
4.      Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda dan ditimbang.. Jika harganya ditaksir melebihi harga sewa tanah yang harus dibayar oleh rakyat, maka lebihnya tersebut akan dikembalikan kepada rakyat. Hal ini bertujuan untuk memacu para penanam supaya bertanam dan memajukan tanaman ekspor

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda Setelah Indonesia kembali di bawah pemerintah kolonial Belanda, pemerintahan dipegang oleh Komisaris Jenderal. Komisaris ini terdiri dari Komisaris Jenderal Ellout, dan Buyskes yang konservatif, serta Komisaris Jenderal van der Capellen yang beraliran liberal. Untuk selanjutnya pemerintahanan di Indonesia dipegang oleh golongan liberal di bawah pimpinan Komisaris Jenderal van der Capellen (1817 – 1830). Selama memerintah, van der Capellen berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membayar hutanghutang Belanda yang cukup besar selama perang. Kebijakan yang diambil adalah dengan meneruskan kebijakan Raffles yaitu menyewakan tanah-tanah terutama kepada bangsawan Eropa. Oleh kalangan konservatif seiring dengan kesulitan ekonomi yang menimpa Belanda, kebijakan ekonomi liberal dianggap gagal. Dalam perkembangannya, kaum konservatif dan liberal silih berganti mendominasi parlemen dan pemerintahan. Keadaan ini berdampak kebijakan di Indonesia sebagai tanah jajahan juga silih berganti mengikuti kebijakan yang ada di Belanda.
Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.
Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.

SISTEM TANAM PAKSA (CULTURSTELSEL)



SISTEM TANAM PAKSA (CULTURSTELSEL)

Pelaksanaan sistem tanam paksa (culturstelsel) sebenarnya merupakan usaha Pemerintah Hindia Belanda dalam memperbaiki keungan di Hindia Belanda. Usaha tersebut sebenarnya sudah dilakukan sejak masa pemerintahan Van der Capellen (1819-1825). Usaha-usaha Belanda tersebut semakin mendapat hambatan karena persaingan dagang dengan pihak Inggris. Apalagi setelah berdirinya Singapura pada tahun 1819, menyebabkan peranan Batavia dalam perdagangan semakin kecil di kawasan Asia Tenggara. Untuk kawasan Indonesia sendiri diperparah dengan jatuhnya harga kopi dalam perdagangan Eropa. Karena kopi merupakan produk ekspor andalan pendapatan utama bagi Belanda. Selain itu, di negeri Belanda sendiri pecah Perang Belgia pada tahun 1830. Perang ini berakhir dengan kemerdekaan Belgia (memisahkan diri dari Belanda) dan menyebabkan keruntuhan keuangan Belanda. Di Indonesia, Belanda juga mendapatkan serangan, yaitu Perang Diponegoro (1825-1830) yang merupakan perang termahal bagi pihak Belanda dalam menghadapi perlawanan dari pihak pribumi.
Ciri utama dari pelaksanaan sistem tanam paksa adalah keharusan bagi rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk pajak in natura, yaitu dalam bentuk hasil-hasil pertanian mereka.Pada hakikatnya sistem taman paksa ini adalah penerapan kembali sistem penanaman wajib yang berlaku di Parahyangan selama 1810-1830. Ketentuan-ketentuan sistem tanam paksa, terdapat dalam Staatblad (lembaran negara) tahun 1834 No. 22, lebih kurang 4 tahun setelah pelaksanaan sistem tanam paksa. Ketentuan pokok sistem tanam paksa, antara lain:
1.      Orang-orang Indonesia akan menyediakan sebagiandari tanah sawahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasar Eropa seperti kopi, teh, tebu, dan nila. Tanah yang diserahkan itu tidak lebih dari seperlia dari seluruh sawah desa
2.      Bagian tanah yang disediakan sebanyak seperlima luas sawah itu bebas dari pajak
3.      Pekerjaan untuk memelihara tanaman tersebut tidak boleh melebihi lamanya pekerjaan yang diperlukan untuk memelihara sawahnya sendiri
4.      Hasil dari tanaman tersebut diserahkan kepada Pemerintah Belanda dan ditimbang.. Jika harganya ditaksir melebihi harga sewa tanah yang harus dibayar oleh rakyat, maka lebihnya tersebut akan dikembalikan kepada rakyat. Hal ini bertujuan untuk memacu para penanam supaya bertanam dan memajukan tanaman ekspor

Kebijakan Pemerintah Hindia Belanda Setelah Indonesia kembali di bawah pemerintah kolonial Belanda, pemerintahan dipegang oleh Komisaris Jenderal. Komisaris ini terdiri dari Komisaris Jenderal Ellout, dan Buyskes yang konservatif, serta Komisaris Jenderal van der Capellen yang beraliran liberal. Untuk selanjutnya pemerintahanan di Indonesia dipegang oleh golongan liberal di bawah pimpinan Komisaris Jenderal van der Capellen (1817 – 1830). Selama memerintah, van der Capellen berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk membayar hutanghutang Belanda yang cukup besar selama perang. Kebijakan yang diambil adalah dengan meneruskan kebijakan Raffles yaitu menyewakan tanah-tanah terutama kepada bangsawan Eropa. Oleh kalangan konservatif seiring dengan kesulitan ekonomi yang menimpa Belanda, kebijakan ekonomi liberal dianggap gagal. Dalam perkembangannya, kaum konservatif dan liberal silih berganti mendominasi parlemen dan pemerintahan. Keadaan ini berdampak kebijakan di Indonesia sebagai tanah jajahan juga silih berganti mengikuti kebijakan yang ada di Belanda.
Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.
Pada awal pergantian abad ke 18 secara resmi pemerintahan Indonesia pindah dari tangan VOC ke tangan pemerintahan Belanda. Setelah pada tahun 1795 ijinnya ditiadakan, pada tahun 1798 VOC dibubarkan dengan saldo kerugian sebesar 134,7 juta gulden. Kemunduran serta kebangkrutan VOC yang telah berjalan sejak awal abad ke -18 disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain pembukuan yang curang, pegawai yang tidak cakap dan korup, hutang besar, serta sistem monopolinya dan sistem tanam paksanya dalam pengumpulan bahan-bahan hasil tanaman penduduk menimbulkan kemerosotan moril baik para penguasa maupun dari penduduk yang menderita dalam sistem paksaan itu dan politik VOC yang konservatif, yang pada dasarnya tidak mencampuri susunan ekonomi setempat, biar betapa kolotnya jua, melainkan cukup dengan menundukan raja-raja setempat dan mengharuskannya membayar upeti berupa rempah-rempah dan hasil bumi lain yang mendatangkan laba bagi VOC. Penghasilan tenaga produksi yang kolot itu tidak seimbang dengan kenaikan ongkos administrasi, militer, dan pengangkutan, maka akhirnya bangkrutlah VOC gara-gara politik ekonomi yang konservatif itu kira-kira 200 tahun yang lalu. Perlu ditambahkan bahwa perang Belanda melawan Inggris untuk merebut hegemoni perdagangan mengakibatkan kerugian yang sangat besar sehingga mempercepat kebangkrutan VOC.

Mitologi herkules

Herkules


Herkules adalah tokoh dalam mitologi Romawi. Dalam mitologi Yunani dia dikenal sebagai Herakles. Begitu banyak cerita dan versi tentang lelaki yang diidentikkan dengan kekuatan dan kedewaannya. Legenda menyebutkan bahwa Herkules adalah putra dewa Yupiter (Dalam mitologi Yunani disebut Zeus), pemimpin para dewa dengan Alkmene yang seorang wanita biasa. Ini membuat Yuno (dalam mitologi Yunani disebut Hera), istri Yupiter cemburu dan menumpahkan kekesalannya pada Herkules dengan berusaha membunuhnya. Kisah yang terkenal adalah upaya Hera membuat Herkules menderita dan diharuskan menjalankan 12 macam tugas berat, yang semuanya bisa dilalui. Herkules bahkan pernah dibuat gila sehingga membunuh istri pertamanya Megara dan kedua anaknya.
Kekuatan, kecerdikan, keberanian, dan kekuatan seksual bersama pria dan wanita adalah beberapa ciri khasnya. Meskipun dia tidak sepintar Odisseus atau Nestor, Herakles pernah menggunakan kecerdasannya dalam beberapa kesempatan ketika kekuatan ototnya tidak berhasil, misalnya ketika bekerja pada raja Augeas dari Elis, ketika bergulat dengan raksasa Antaeus, atau ketika menipu Atlas. Bersama Hermes dia adalah pelindung tempat olahraga dan palaestrae. Atributnya adalah kulit singa dan alat pemukul. Dia juga suka bermain bersama anak-anaknya jika tidak sedang mengerjakan tugas-tugasnya. Karena dia banyak mengalahkan monster, dia disebut telah "menjadikan dunia aman bagi manusia". Herakles adalah orang yang bersemangat dan emosional. Dia bisa melakukan hal-hal hebat untuk temannya (misalnya ketika dia bertarung dengan Thanatos untuk membalas kebaikan pangeran Admetus atau ketika dia membantu temannya, Tindareus, menjadi raja Sparta kembali) namun Herakles juga bisa menjadi berbahaya bagi orang-orang yang dia benci, msialnya Augeas, Neleus dan Laomedon. Banyak cerita mengenai Herakles dan yang paling terkenal adalah Dua Belas Tugas Herakles. Herakles dipuja sebagai pahlawan dan sebagai dewa dan merupakan manusia setengah dewa yang paling populer dalam mitologi Yunani.

Kelahiran
Faktor penting yang berperan dalam tragedi pada hidup Herakles adalah kebencian Hera, istri Zeus, padanya. Menurut semua versi, Herakles adalah anak Zeus di luar nikah yang paling dibenci oleh Hera. Herakles adalah anak Zeus hasil perselingkuhan dengan Alkmene. Zeus menyamar menjadi Amfitryon, suami Alkmene, untuk bisa menidurinya. Alkmene langsung hamil setelah disetubuhi oleh Zeus. Herakles sangat bangga sebagai anak Zeus dan Hera membencinya karena mengingatkannya pada ketidaksetiaan suaminya. Saudara Herakles adalah Ifikles, anak Amfitryon. Ifikles menjadi ayah dari pembantu Herakles, Iolaus.
Pada malam ketika Herakles dan Ifikles dilahirkan, Hera meminta Zeus untuk bersumpah bahwa bayi yang lahir pada malam itu dan merupakan keturunan Perseus akan menjadi raja yang agung. Hera tahu bahwa keturunan Perseus yang akan lahir adalah Herakles dan Euristheus. Setelah sumpah tersebut diucapkan, Hera bergegas menuju Alkmene dan memperlambat kelahiran Herakles dengan menyuruh Ilithyia (dewi kelahiran) menahan Herakles di rahim Alkmene. Hera kemudian membuat Euristheus lahir lebih awal sehingga Euristheuslah yang akan menjadi raja dan bukan Herakles. Herakles akhirnya bisa lahir berkat Galanthis (pelayan Alkmene) yang menipu Ilithyia.
Bayi tersebut awalnya diberi nama Alkides oleh orang tuanya; Dia mengubah namanya menjadi Herakles agar Hera tidak lagi membencinya namun gagal, Hera tetap membenci Herakles. Beberapa bulan setelah ia lahir, Hera mengirim dua ekor ular untuk membunuh Herakles. Herakles lalu mencekik kedua ular tersebut. Pengasuh Herakles kemudian menemukan Herakles sedang memainkan tubuh ular tersebut layaknya mainan anak-anak.
Masa muda
Herakles belajar bermain lira pada Linus. Suatu hari Herakles terbawa emosi dan membunuh gurunya dengan lira. Herakles kemudian disuruh oleh ayahnya tirinya, Amfitryon, untuk menggembalakan ternak ke gunung. Ketika itulah Herakles didatangi oleh dua orang nimfa ,Kesenangan dan Kebajikan, yang menawarkannya pilihan: Kehidupan yang bahagia atau kehidupan yang keras namun berujung kemuliaan. Herakles memilik yang kedua.
Di Thebes, Herakles menikahi anak raja Kreon, Megara. Suatu hari Hera memicu kegilaan pada Herakles dan menyebabkan Herakles membunuh anak-anaknya sendiri. Kegilaannya ini kemudian disembuhkan oleh Antikireus, pendiri Antikira. Herakles menyadari dosanya dan menemui Orakel Delphi. Tanpa sepengetahuan Herakles, Orakel tersebut dikendalikan oleh Hera. Sang Orakel menyuruh Herakles untuk mengabdi pada raja Euristheus dan diharuskan menjalankan sepuluh tugas yang diperintahkan oleh sang raja. Dalam prosesnya, Herakles dituduh curang dalam menjalankan dua tugas sehingga Euristheus memberinya dua tugas tambahan.


Tugas Herakles
Hercules adalah merupakan salah satu pahlawan terbesar dalam mitologi Yunani, ia bertempur dan berhasil menang melawan makhluk2 unik dan menakutkan dalam sejarah Yunani. Disembah oleh para manusia dan mendapat simpati dari para Dewa. Walaupun demikian Hercules memiliki sisi manusia yang tidak luput dari kesalahan, karena secara tidak sadar membunuh anak dan kemungkinan juga istrinya Megara [walaupun sebenarnya karena ulah dan campur tangan Hera] anak Creon, Raja Thebes. Sadar dan menyesal, Hercules kemudian berkonsultasi dengan Oracle di Delphy bagaimana cara menebus kesalahannya. Oracle kemudian menyarankannya pergi pada sepupunya Raja Eurystheus yang nantinya akan memberikan 12 tugas yang hampir tidak mungkin untuk diselesaikan. 
Tugas Pertama: Membunuh Singa Nemea
Singa Nemea [Nemean Lion] adalah singa raksasa anak dari Typhon [dalam beberapa versi, anak Selene]. Hewan ini memiliki kulit yang ditutupi oleh bulu yang sangat tebal berwarna keemasan, sangat kuat bagaikan baju sirah yang tidak mampu ditembus oleh senjata apapun. Kekuatannya tenaganya juga sangat mengaggumkan. Karena kebal terhadap senjata, Hercules membunuh singa itu dengan cara mencekiknya sampai mati [dalam versi lain, ia menusukan tangannya kedalam mulut singa]. Setelah membunuhnya, Hercules kemudian menggunakan gigi dari singa itu sebagai pisau untuk mengupas kulit singa itu sendiri dan membuat jubah pelindung yang sangat kuat. Hercules tetao mengenakan jubah singa ini dalam petualangan-petualangan selanjutnya.
Tugas Kedua: Membunuh Hydra
Hydra adalah seekor monster raksasa berkepala sembilan yang menghuni rawa-rawa Lernaea. Ia memiliki satu kepala yang. Ketika kepalanya yang tak abadi dipotong, dua kepala akan muncul menggantikannya, dan begitu seterusnya. Hercules, dengan dibantu Iolaus, membakar setiap kepala tak abadi Hydra setelah memotongnya sehingga kepalanya tidak tumbuh lagi. Dalam menghadapi Hydra, Hera mempersulit Hercules dengan mengirim kepiting raksasanuntuk ikut menyerang Hercules. Kepiting itu mengigit kaki Hercules namun setelah bergumul sekian waktu akhirnya ia sendiri yang dibunuh Hercules. Untuk menghargai usaha kepiting itu, Hera kemudian menempatkannya di langit sebagai Konstelasi Cancer. Setelah mengalahkan Hydra, Hercules mengubur kepala abadi Hydra di bawah sebuah batu besar.
Tugas Ketiga: Menangkap Rusa Ceryneia
Rusa Arkadian Ceryneia adalah hewan suci milik Dewi Artemis. Hewan ini tinggal di hutan Ceryneia dan mampu berlari lebih cepat daripada anak panah. Rusa ini memiliki tanduk emas dan kuku dari perunggu. Hercules mengalami kesulitan menangkapnya, dia baru berhasil menangkap rusa ini setelah berusaha selama setahun. Hercules memasukkannya ke dalam jaring dan membawanya pada Eurystheus, tentunya setelah mendapat izin dari Dewi Artemi

Tugas Keempat: Menangkap Erymanthus Boar
Ada seekor babi raksasa [boar] yang tinggal di hutan Erymanthus dan Hercules ditugaskan untuk menangkapnya. Untuk menangkap babi itu, Hercules meminta saran pada Chiron, sang Centaur yang bijaksana. Chiron menyuruh Hercules untuk menggiring babi itu ke tempat bersalju tebal. Hercules mengikuti saran Chiron dan akhirnya berhasil menangkap babi itu dengan cara menjebaknya di salju. Hercules lalu membawa tangkapannya pada Eurystheus yang langsung ketakutan dan bersembunyi di dalam tong perunggu ketika melihat babi Erymanthus yang sangat besar dan menakutkan. Eristheus lalu menyuruh Hercules membawa pergi babi itu.
Tugas Kelima: Membersihkan Kandang Kuda Raja Augean
Raja Elis dari Augean memiliki ribuan kuda. Begitu banyaknya sehingga kandangnya sangat susah untuk diurus dan menjadi sangat kotor, sehingga membutuhkan tenaga dan waktu yang tidak biasa untuk membersihkannya apalagi dengan cara biasa. Hercules berpikir dan akhirnya menemukan cara yang lebih cepat. Dia mengalirkan dua sungai melewati kandang itu sehingga kotoran-kotoran di kandang itu akan tersapu oleh aliran air yang deras. Setelah menyelesaikan tugasnya, Hercules memliki sedikit waktu luang. Dia menggunakannya untuk menyelenggarakan Olimpiade untuk menghormati Zeus, ayahnya.
Tugas Keenam: Mengusir Burung-Burung Stymphalian
Danau Stymphalian ditempati oleh sekawanan burung yang memangsa penduduk sekitar. Burung ini jumlahnya sangat banyak, ketika mereka terbang, cahaya matahari-pun tertutup oleh gerombolannya. Burung-burung itu memiliki bulu, paruh, dan cakar dari perunggu. Hercules menggunakan lonceng perunggu pemberian Dewi Athena untuk menakuti burung-burung itu dan kemudian memanah mereka ketika mereka sedang berusaha terbang menjauh, dan tak pernah terlihat lagi sesudahnya.
Tugas Ketujuh: Menangkap Banteng Kreta
Poseidon pernah menghadiahkan seekor banteng pada Minos, raja Kreta [Cretan]. Namun Minos kemudian membuat marah Poseidon sehingga Poseidon membuat banteng tersebut bersetubuh dengan istri Minos, Pasiphae, dan menjadi ayah dari Minotaur. Banteng itu juga merusak daerah Kreta dan sekitarnya. Hercules mendatangi raja Minos dan meminta izin menangkap banteng itu. Setelah Minos memberi izin, Setelah bergumul dan melalui pertarungan yang hebat, Ia berhasil menangkapnya dan membawanya untuk diberikan kepada Eurystheus.
Tugas Kedelapan: Menangkap Kuda Betina Diomedes
Hercules ditugaskan menangkap empat ekor kuda betina hitam pemakan manusia milik raja Diomedes dari Trakia. Dalam prosesnya, kuda-kuda tersebut memakan teman Hercules. Hercules pun membalas dendam dengan membunuh Diomedes dan memberikan dagingnya pada kuda-kuda-nya sendiri untuk dimakan. Setelah diberitahu oleh Hercules bahwa daging yang mereka makan adalah daging tuannya sendiri, para kuda itupun terdiam, dan sejak saat itu tak mau lagi memakan daging manusia. Kuda-kuda ini kemudian diperlihatkan Hercules kepada Eurystheus, dan dilepaskan di Mikene.
Tugas Kesembilan: Mengambil Sabuk Hippolyta
Hippolyta adalah Ratu kaum Amazon dan Hercules diperintahkan untuk mengambil sabuknya. Hercules mendatangi Hippolyta dan meminta sabuknya. Hippolyta yang jatuh cinta ketika pertama kali melihat Hercules, dengan sukarela memberikannya kepada-nya. Tetapi Hera muncul dan memfitnah Hercules berusaha menculik Hippolyta sehingga para wanita Amazon kemudian menyerang Hercules. Hercules-pun mengira bahwa Hippolyta menjebaknya. Hercules melawan para Amazon, mengalahkan mereka dan membawa pergi sabuk Hippolyta. Eurystheus memberikan sabuk itu pada putrinya sebagai hadiah.
Tugas Kesepuluh: Mengambil Ternak Geryon
Geryon adalah seorang raksasa berbadan tiga yang tinggal di Erithia. Hercules terlebih dahulu membunuh anjingnya, Orthrus [saudara dari Cerberus, bekepala dua]. Geryon lalu melawan Hercules. Geryon mengejar Hercules sampai ke Sungai Anthemus. Hercules berhasil membunuh Geryon dengan menggunakan panah yang telah diolesi darah beracun Hydra. Setelah membunuh Geryon, Hercules mengambil ternak Geryon. Walaupun sempat disulitkan oleh Hera yang mengirim banjir dan serangga, Hercules berhasil membawa ternak itu ke Mikene.
Tugas Kesebelas: Mengambil Apel Hesperides
Hesperides adalah nymph [nimfa] putri Titan Atlas [yang memikul bola langit] penghuni kebuh yang memiliki pohon apel emas yang dijaga oleh seekor naga bernama Ladon. Satu-satunya yang tahu lokasi pohon Apel Emas secara tepat, adalah Atlas, Hercules kemudian meminta Atlas untuk mengambilkan beberapa apel emas untuknya. Hercules menawarkan diri untuk memikul langit sementara Atlas mengambil apel. Setelah kembali, Atlas memutuskan bahwa dia tak ingin lagi memikul langit, dan malah menawarkan diri untuk mengantarkan sendiri apelnya. Hercules menyetujuinya dengan syarat Atlas mau memikul langit sebentar sementara Hercules membetulkan posisi jubahnya agar lebih nyaman. Atlas setuju, tapi setelah Atlas memikul langit lagi, Hercules langsung pergi membawa apelnya.
 Tugas kedua belas: Menangkap Cerberus
Hercules harus pergi ke dunia bawah [underworld] dan menangkap Cerberus, anjing berkepala tiga peliharaan Dewa Hades. Sebelum menghadapi Cerberus, Hercules terlebih dahulu meminta izin pada Hades untuk menangkap Cerberus. Hades mengizinkan asalkan Hercules tidak menggunakan senjata. Hercules melawan Cerberus dan berhasil mengalahkannya. Hercules lalu membawa Cerberus pada raja Eurystheus yang ketakutan begitu melihat hewan itu. Eurystheus menyuruh Hercules membawa pergi anjing itu, dia juga membebaskan Hercules dari pengabdiannya sehingga Hercules kini bebas. Setelah itu, Cerberus dikembalikan oleh Hercules ke dunia bawah, kepada Hedes pemiliknya.